Selasa, 21 November 2017

LOADING TEST TIANG PANCANG (TES BEBAN TIANG PANCANG)

Setelah dipostingan sebelumnya saya berbagi pengalaman mengenai tes lateral pada kesempatan ini saya mau berbagi pengalaman mengenai proses pelaksanaan loading tes atau tes beban pada tiang pancang. 
Sebelum pekerjaan pile cap dimulai biasanya dilakukan tes terlebih dahulu, kali ini tes beban atau loading tes yang akan dilaksanakan.
Tes beban biasanya menggunakan blok blok beton yang disusun sebagai bebannya, kemudian ada juga yang menggunakan jack in pile sebagai bebannya. pada kesempatan ini yang dipakai sebagai bebannya yaitu jack in pile. Ini penampakannya:

jack in pile menuju titik tes
Setelah jack in pile berada tepat diatas titik pancang yang akan di tes, langkah selanjutnya adalah pemasangan alat alat untuk tes.

Pemasangan load cell dan jack hydraulic
Tes beban dilaksanakan selama 36 jam dibagi menjadi 4 cycle, dengan pembebanan dimulai dari 50% hingga beban puncaknya, 200% dari beban rencana. lebih jelasnya bisa dilihat di schedule tes beban dibawah ini:

Schedule tes beban
Dibawah ini proses pelaksanaan lengkap loading tes:


Nah itulah tadi pengalaman saya melaksanakan tes beban atau loading tes, mudah mudahan ada manfaatnya.

LATERAL TEST

Pembangunan sebuah gedung diawali dengan pekerjaan pondasi, baik itu pondasi dalam ataupun pondasi dangkal tergantung pada perencanaan pembangunan gedung tersebut. Pada kesempatan kali ini, saya akan berbagi mengenai tes yang dilakukan pada pondasi dalam, tepatnya pondasi tiang pancang.
Setelah selesai proses pemancangan biasanya sebelum dimulai pekerjaan pile cap dilakukan tes terlebih dahulu pada beberapa titik tiang pancang, untuk meyakinkan kekuatan real tiang pancang tersebut dan dibandingkan dengan perhitungan perencanaan, apakah hasil tes tersebut masuk atau tidak, apa bila hasil tesnya masuk pekerjaan dapat dilanjutkan, namum apabila hasil tesnya tidak sesuai dengan perencanaan, pekerjaan belum dapat dilanjutkan, harus melalui beberapa pertimbangan perencana, setelah adanya keputusan baru pekerjaan dapat dilanjutkan kembali sesuai petunjuk konsultan perencana.

Tes yang dilakukan kali ini adalah tes Lateral.

Persiapan tes lateral

Pelaksanaan tes lateral dilakukan dengan cara mendorong tiang pancang dengan jack hydraulic ke arah horizontal, dengan pembebanan sampai dengan 200% dari perencanaan, pembebanan dilakukan secara berkala dengan beban pertama 50% kemudian dinaikan lagi hingga mencapai beban puncak 200%.
Schedule tes lateral dapat dilihat dibawah ini:

Schedule lateral test
untuk pelaksanaanya dapat dilihat dibawah ini:


itu tadi sedikit pengalaman saya mengenai pelaksanaan tes lateral, semoga bermanfaat.

TOWER CRANE (TC)

Pada sebuah proyek konstuksi gedung tinggi (Hight rise building) keberadaan Tower Crane mutlak diperlukan, kali ini saya mau berbagi pengalaman mengenai Pemasangan Tower Crane.
Adapun fungsi dari Tower Crane pada pembangunan konstruksi gedung adalah untuk mengangkat dan memindahkan alat maupun material yang dibutuhkan selama pembangunan proyek gedung tersebut, secara vertikal maupun horizontal.

Tower Crane PT. PULAUINTAN BPK
Pada prinsipnya tower crane merupakan sebuah alat angkat dan angkut yang memiliki kemampuan berputar 360 derajat, sehingga memiliki jangkauan yang cukup luas sesuai dengan kapasitas tower crane itu sendiri. 
Adapun installasi atau pemasangan tower crane dapat dilihat disini:


Banyaknya tower crane yang digunakan pada pembangunan konstruksi gedung disesuaikan dengan kebutuhannya, ada proyek yang menggunakan  satu tower crane, ada juga yang dua tower crane bahkan ada yang empat atau lebih tergantung dengan perencanaan dan kebutuhannya, karena hal ini juga berkaitan dengan cost yang harus dikeluarkan. Semakin banyak tower crane yang digunakan semakin tinggi costnya, jadi diusahakan seefisien mungkin.

Itulah tadi pengalaman pribadi saya mengenai Tower crane pada pembangunan proyek konstruksi,  semoga ada manfaatnya.

PREBORING SEBELUM PEMANCANGAN

Pada kesempatan kali ini, saya akan berbagi pengalaman proyek mengenai pekerjaan Preboring tiang pancang, Pekerjaan preboring sebelum pemancangan diperlukan apabila berdasarkan hasil soil test terdapat lensa atau lapisan tanah keras tipis yang tidak memungkinkan dijadikan tumpuan ujung tiang pancang (end bearing), namun lensa tersebut tidak dapat ditembus dengan pemancangan langsung sehingga diperlukan proses preboring untuk melubangi lensa tersebut agar dapat ditembus tiang pancang saat pemancangan, dan didapatkan kedalaman tiang pancang sesuai dengan perencanaan pondasi tiang pancang. 

Proses preboring

Setelah proses preboring mencapai kedalaman lensa dan dipastikan lensa tersebut sudah ditembus mata bor maka pengeboran dihentikan sampai menembus lensa. Selanjutnya dilakukan proses pemancangan.
Proses pelaksanaan preboring dapat dilihat disini:



Untuk penggunaan ukuran mata bor disesuaikan dengan ukuran tiang pancang, idealnya ukuran mata bor lebih kecil dari ukuran tiang pancang supaya didapatkan friksi tiang pancang yang maksimal, namun ada kalanya meskipun ukuran mata bor sudah sama dengan ukuran tiang pancang, namun saat pemancangan dilaksanakan tiang pancang tidak dapat menembus lensa tersebut, hal ini disebabkan oleh beberapa kemungkinan diantaranya terjadi longsoran didalam lubang bor ataupun memang kondisi tanahnya yang cukup keras. Hal ini menimbulkan permasalahan baru yaitu, kondisi tiang pancang yang sudah tertanam menjadi gantung karena kedalaman pengeboran lebih dalam dibandingkan dengan tiang pancang yang tertanam sihingga tiang pancang tersebut harus diganti, dengan cara digeser titiknya sesuai perhitungan perencanaan. karena tiang pancang yang gantung tersebut tidak dapat dihitung kontribusinya untuk menahan beban gedung.
Hal ini mengakibatkan cost tambahan yang tak terduga.

Itulah tadi sekelumit pengalaman mengenai preboring tiang pancang , semoga bermanfaat.


PEMANCANGAN DENGAN JACK IN PILE (HYDRAULIC STATIC FILE DRIVER)

Pada kesempatan ini, saya akan berbagi mengenai proses pelaksanaan pemancangan dengan sistem hydraulic, menggunakan alat yang dinamakan Hydraulic static pile driver (HSPD). Ini penampakan alatnya:

Hydraulic static pile driver
Prinsip kerja alat ini adalah menekan tiang pancang dengan jack hydraulic yang diberi beban (counter weight) sesuai dengan kapasitas alat tersebut,  misalnya HSPD 500ton, HSPD 400ton atau HSPD 180ton, pemakainya tergantung pada perencanaan pondasi tiang pancang dan daya dukung tanahnya.

Keunggulan alat ini  adalah meminimalisir getaran bahkan tak ada getaran, kemudian bebas kebisingan, berbeda dengan hammer diesel yang menyebabkan getaran dan juga kebisingan, sehingga alat ini sangat cocok digunakan pada lokasi proyek yang padat penduduk. Adapun kelemahannya yaitu, sulitnya mobilisasi alat untuk daerah yang bertanah lunak, karena memiliki berat yang besar sehingga beresiko amblas dilokasi proyek yang bertanah lunak, kemudian gerakannya lambat untuk menjangkau titik pancang yang berjauhan.

HSPD yang amblas
Berikut ini proses pelaksanaan pemancangan dengan hydraulic jacking:
lebih jelasnya bisa dilihat disini:



1. Marking titik yang akan dipancang.
2. Memposisikan alat jacking tepat di titik yang akan dipancang.
3. Pengangkatan tiang pancang, lalu dimasukan kedalam chuck jacking dan proses pemancangan dimulai.
4. Pengelasan joint sambungan tiang pancang.
5. Bobok tiang pancang apabila tekanan sudah mencapai tekanan yang diinginkan, dan tiang pancang tidak dapat masuk lagi.
6. Pergeseran alat ke titik selanjutnya.

Itulah tadi sekilas mengenai proses pemancangan dengan menggunakan hydraulic static pile driver, semoga ada manfaatnya. tetima kasih